
Salah Satu Pohon Terbesar Di Dunia Ada Di Kaltim
Kutai Timur - Pohon ulin(Eusideroxylon Zwageri) salah satu
pohon besar di dunia yang berada di
Sangkima, menjadi ikon Taman
Nasional Kutai (TNK) di Kabupaten
Kutai Timur, Kalimantan Timur. Pohon
berdiameter 2,47 meter itu
diperkirakan telah berusia lebih dari
seribu tahun.
Dalam rangka 'Journalist Field Trip to
Kutai National Park', Minggu
(17/3/2013), pohon raksasa ini berdiri
kokoh setinggi 30 meter. Untuk
mencapai lokasi pohon ini dapat
dilakukan dari Kantor Seksi
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah
I Sangata, Kutai Timur. Lalu
dilanjutkan jalan kaki sejauh 800
meter memasuki hutan hujan tropis
setempat dengan pengawalan
petugas TNK.
Status pohon ini sebagai salah satu
pohon terbesar di dunia ditemukan
oleh Watanabe, seorang peneliti flora
asal jepang, pada tahun 1993. Pohon
ini hanya ada di Indonesia, Malaysia,
dan Thailand.
"Ini pohon tertua jenis ulin terbesar di
dunia. Diameter 2,47 meter dan
diperkirakan ada banyak pohon lain
sejenis berdiameter besar, dengan
usia diperkirakan 1.000 tahun," ujar
petugas pengaman Hutan TNK
bernama Sarju.
Tahun 1993, Watanabe yang berasal
dari Universitas Kyoto bersama Rektor
Universitas Ujung Pandang saat itu
yakni Nengah Wirawan. "Ulin lainnya
di TNK ini berdiameter 70-80 cm, per
tahun terjadi pertambahan hanya 0,8
milimeter. Pohon ulin memang sangat
lambat pertumbuhannya" ujar Sarju.
Sejak ditemukan, pohon ini
mengundang para peneliti
mancanegara dan turis asing datang
ke Kutai Timur untuk melihat pohon
tersebut. Ironisnya, wisatawan
domestik sangat jarang berkunjung
untuk menyaksikan pohon langka ini.
"Ada turis Jepang, Inggris, Hungaria,
Jerman, Kanada sampai Amerika
Serikat yang datang ke sini, melihat
dari dekat pohon ulin ini. Justru
sebaliknya, turis domestik dalam
negeri minim kunjungan ke sini,"
keluh Sarju.
Belum lagi ancaman pembalakan liar
yang kerap terjadi di hutan-hutan
Kalimantan. Nilai jual kayu dari pohon
ini yang menggiurkan menjadi satu-
satunya alasan oknum tak
bertanggung jawab merusak pohon
yang rimbun ini.
"Pohon ulin ini menjadi primadona
perambah hutan dan pembalak liar
dengan harga jual bisa mencapai Rp 7
juta perkubiknya. Tidak sedikit kita
temukan tumpukan kayu ulin yang
sudah diolah dan siap jual. Ini benar-
benar kondisi yang memprihatinkan
tapi fakta ini terjadi di TNK," kata
Kepala Seksi Pengelolaan Taman
Nasional Wilayah I Sangata Hernowo
Supriyanto terpisah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar